The Heritage Palace, Wisata di Bekas Pabrik Gula Era Kolonial Belanda

6/26/2018
The Heritage Palace, Wisata di Bekas Pabrik Gula Era Kolonial Belanda

Hari Minggu, 24/06/2018 yang lalu saya bersama keluarga mengunjungi Solo. Tujuan utamanya adalah berwisata sebelum hari senin yang mewajibkan saya dan kalian semua masuk kerja. Karena malas menggunakan kendaraan sendiri, kami sekeluarga sepakat menggunakan moda transportasi kereta api Pramexs untuk menuju Solo. Pukul 9 pagi kami sudah berangkat dari stasiun Lempuyangan Jogja.

Sampai di Solo sekitar pukul 10 lebih sedikit, bergegas kami naik taksi online menuju pasar Klewer karena ibu mertua saya ingin membeli beberapa lembar kain batik. Saya sendiri menuju masjid Agung Surakarta sembari menunggu tengkleng Bu Edi yang katanya terkenal itu buka. Namun sayang, ternyata tutup hingga tanggal 27 karena di booking secara khusus oleh seorang pejabat ibukota.

Setelah semua urusan di pasar Klewer dan sekitarnya selesai termasuk makan siang yang kurang menyenangkan bagi saya karena soal kuliner kenapa banyak orang bilang Surakarta juaranya padahal biasa saja dan mahal. Saya dan keluarga menuju The Heritage Palace, sebuah lokasi bekas pabrik gula peninggalan era kolonial yang kini dibuka untuk wisata keluarga. Jaraknya lumayan dari kota Solo, sekitar 10 kilometer ke arah barat kota Solo. Kalau dari Jogja ya sebelum masuk Solo. The Heritage Palace ini masih masuk wilayah kabupaten Sukoharjo tepatnya kota Kartasura.

The Heritage Palace, Wisata di Bekas Pabrik Gula Era Kolonial Belanda

Tips apabila berwisata ke The Heritage Palace apabila dari Jogja adalah menggunakan moda transportasi Pramexs dan turun di stasiun Purwosari. Dari stasiun Purwosari dapat lanjut dengan taksi online dengan biaya hanya sekitar 20 ribu saja. Waktu tempuh dari stasiun Purwosari ke The Heritage Palace adalah 15 menit. Jika menginginkan biaya yang lebih murah dapat menggunakan Trans Solo namun kalian harus update jadwal keberangkatan bus tersebut.

The Heritage Palace ini adalah bekas pabrik gula. Saya sempat mendapatkan informasi lain bahwa pabrik ini sempat menjadi pabrik tembakau. Mungkin ada warga Sukoharjo yang lebih tahu? Nah, The Heritage Palace ini juga membingungkan soal tahun berdirinya. Ada yang menyebut tahun 1899, ada pula yang menyebut tahun 1918 atau 1920. Mungkin kita bilang saja ini tidak masalah karena tahun tersebut memiliki jarak yang tidak terlalu lama.

Nama asli The Heritage Palace saat menjadi pabrik gula adalah Pabrik Gula Gembongan. Pendirinya tentu saja adalah Belanda. Karena gula adalah komoditas terbaik untuk dijual saat itu bagi penjajah Belanda. Wilayah di sekitar PG Gembongan/The Heritage Palace sekarang menjadi pemukiman penduduk yang padat. Catatan terbaik untuk melihat sejarah lengkap PG Gembongan ada di Universitas Leiden atau Museum Troppen Belanda.

The Heritage Palace, Wisata di Bekas Pabrik Gula Era Kolonial Belanda
PG Gembongan saat awal berdiri. sumber foto: Museum Troppen Belanda
The Heritage Palace, Wisata di Bekas Pabrik Gula Era Kolonial Belanda
Pabrik Gula Gembongan, Juni 2018 atau 119 tahun setelah berdiri.
Baiklah saya tidak akan membahas terlalu jauh soal sejarah. Langsung ke The Heritage Palace. Tempat ini mengingatkan saya dengan Museum Angkut yang berada di Malang, Jawa Timur karena menampilkan beberapa koleksi mobil tua pembuatan tahun 1930 hingga 1970an. Koleksinya memang belum selengkap Museum Angkut namum The Heritage Palace memiliki nilai plus background bangunan tua yang sangat cocok untuk berfoto baik sekedar mengisi Instagram ataupun profesional seperi pre-wedding.

The Heritage Palace, Wisata di Bekas Pabrik Gula Era Kolonial Belanda

Selain museum transportasi, terdapat museum 3D yang akan memanjakan para penyuka foto narsis yang berada di dalam bangunan utama PG Gembongan. Sekali lagi, karena masih dalam tahap pengembangan sepertinya museum 3D ini juga belum memiliki pilihan berfoto yang banyak. Saat masuk masih terdapat beberapa bagian yang masih akan diperbaiki oleh pengembang seperti penguat bangunan dan fasilitas lainnya.

The Heritage Palace, Wisata di Bekas Pabrik Gula Era Kolonial Belanda

The Heritage Palace ini kabarnya juga akan menjadu sentra kuliner. Saat masuk di pintu masuk sementara, terdapat beberapa tenant-tenant kuliner. Kalau buka sampai malam, saya rasa tempat ini cocok untuk nongkrong. Ya walaupun ada beberapa slentingan kabar kurang menyenangkan karena konon katanya tempat ini angker. Melihat sejarahnya, tidak pernah ada catatan kematian akibat perang atau yang lainnya di tempat ini. Kemungkinan memang hanya sugesti dari beberapa orang yang apabila melihat bangungan kuno terlihat bahwa bangunan tersebut horor. Dengan tambahan beberapa tahun belakangan tempat ini tidak terpakai maka menambah cerita mistis yang entah darimana asalnya tersebut.

Untuk masuk di The Heritage Palace dengan tiket terusan adalah Rp55.000. Mahal atau murah adalah relatif, namun untuk sekarang harga tiket masuk tersebut masih terlalu mahal bagi saya dengan koleksi dan pertunjukan di The Heritage Palace yang belum sempurna. Semoga pihak The Heritage Palace dapat menambah kembali wahana yang ada karena begitu luasnya lokasi bekas PG Gembongan tersebut.

The Heritage Palace / Pabrik Gula Gembongan
Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah
HTM (Juni 2018): Rp55.000,- (Museum Mobil dan Museum Foto 3D)

Share this

Content Creator, Founder @nyetritbareng, Admin @kopi.web.id, 5th Place Winner APWI Kemenpar 2018 & 4th Place Winner APWI Kemenpar 2019.

Related Posts

Previous
Next Post »

5 comments

Write comments
27 Juni, 2018 21:02 delete

Kalau aku entah kenapa berharap ada kawasan wisata yang beneran diresmikan jadi world heritage kaya di Malaka itu. Kota tua dan Kota lama juga ding.

Reply
avatar
28 Juni, 2018 02:32 delete

wah suka abnget ya kalau berkunjung ke tempat kuno ini dan tahu sejarahnya

Reply
avatar
28 Juni, 2018 07:28 delete

Iya mas di sawang-sawang dari fotonya serasa museum angkut,..

Reply
avatar
28 Juli, 2018 07:45 delete

baru tau kalo di solo ada tempat ini, aku pikir tadi adalah PG yang di kabupaten Karanganyar

Reply
avatar
06 Agustus, 2018 12:07 delete

Hoalah..sayang fotonya cuma sedikit. Sepertinya tempat ini lebih bagus difoto kalau suasananya tidak ramai ya.. Senin-Jumat tetap buka nggak?

Reply
avatar

Add your comment EmoticonEmoticon