Jangan Cuma Mengandalkan Lembaga Sensor Film, Ayo Sensor Mandiri

6/05/2016
Jangan Cuma Mengandalkan Lembaga Sensor Film, Ayo Sensor Mandiri

Bukannya saya mau mencibir. Namun saya ingin langsung ke inti persoalan. LSF atau Lembaga Sensor Film di Indonesia tak benar-benar cukup untuk kita andalkan sebagai benteng diri dari bahaya konten film, iklan, tayangan baik itu pada media layar kaca ataupun bioskop.

Kita harus memiliki budaya sensor mandiri. Yakni sikap yang membuat kita dapat memilih tayangan yang sesuai kriteria umur. Hal ini tentunya dikhususkan pada anak-anak yang baik sengaja maupun tidak sengaja menonton hal yang tidak layak dan tidak sesuai dengan usianya.



Lembaga Sensor Film dalam hal ini memang tidak bisa secara langsung membatasi tayangan yang akan dikonsumsi oleh khalayak umum. LSF hanya memberi ijin tayang kepada konten yang diajukan untuk ditelaah apakah bisa lulus sensor untuk ditayangkan atau tidak.

Mengacu pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 2014 Pasal 28 Ayat 1 tentang Lembaga Sensor Film. Suatu konten dibagi menjadi beberapa kategori sesuai umur. Yang pertama adalah SU atau Semua Umur, konten paling aman karena ditujukan kepada penonton semua usia.



Lalu kemudian pembagian kategori lain adalah 13+ atau untuk penonton usia 13 tahun atau lebih, 17+ atau untuk penonton usia 17 tahun atau lebih, lalu yang terakhir adalah 21+ atau untuk penonton usia 21 tahun atau lebih yang masuk dalam kategori tayangan dewasa.

LSF, sekali lagi, hanya member ijin apakah suatu konten tersebut akan lulus sensor atau tidak. Sensor yang sesungguhnya adalah kita sendiri. Rata-rata suatu televisi terkadang memang member rating kepada penontonnya, namun hal tersebut biasanya tidak dihiraukan oleh penonton. Tentunya karena televisi tidak mau rating penontonnya menurun.



Lalu bioskop-bioskop di Indonesia sebenarnya jauh lebih terang-terangan dalam memberi rating kepada film yang akan atau sedang ditayangkannya. Ironisnya, banyak anak-anak menonton suatu konten yang tidak sesuai dengan kriteria umurnya. Bioskop pun tetap tidak peduli walaupun ada anak-anak yang menonton film tidak sesuai umurnya seperti Deadpool yang memiliki banyak adegan kekerasan karena bioskop juga tetap tidak mau rugi soal penjualan tiket.


Budaya sensor mandiri bisa kita ajarkan sejak anak usia dini. Seperti kita sebagai orangtua terkadang harus menemani tayangan televisi. Ada kalanya kita juga harus hobi menonton kartun-kartun edukatif agar anak lebih menyenangi konten yang berguna baginya.

Lalu jangan biasakan anak menonton selepas maghrib hingga malam karena hal tersebut bisa menjadi kebiasaan yang buruk. Pada jam-jam tersebut tayangan tidak begitu edukatif karena hanya berisi konten sinetron atau acara-acara menyanyi dan komedi yang tidak jelas serta tidak bermanfaat bagi pendidikan.

Misal suatu hari akan mengenalkan anak kepada bioskop. Tentunya kita sebagai orangtua harus mempelajari terlebih dahulu rating film tersebut ditujukan untuk kategori umur berapa, apakah banyak adegan kekerasan, apakah ada adegan dewasa dan lain-lain. Tentunya film yang ditonton di bioskop tidak harus film anak-anak. Asal kita cermat dalam mempelajari dan membaca sinopsos dan review sebelum menonton suatu film, paling tidak kita sudah bersiap diri.

Saya tekankan, budaya sensor mandiri sangat sangat penting. Pendidikan baik dan buruk tidak hanya di sekolah-sekolah saja. Melalui pembelajaran konten televisi dan bioskoppun pendidikan baik dan buruk bisa dilakukan. Jadi, mengandalkan Lembaga Sensor Film saja sangat tidak cukup. Kita harus menjadi pimpinan di lembaga sensor film kita sendiri.

Share this

Content Creator, Founder @nyetritbareng, Admin @kopi.web.id, 5th Place Winner APWI Kemenpar 2018 & 4th Place Winner APWI Kemenpar 2019.

Related Posts

Previous
Next Post »

5 comments

Write comments
05 Juni, 2016 16:38 delete

Dulu, pas aku masih kecil. Eh, nggak-nggak, lebih tepatnya pas aku masih sekolah gitu lah, orangtuaku mendidik dengan aturan dilarang menonton televisi dari pukul 6 sore sampai 8 malam, karena itu adalah jam belajar. Selama waktu itu ya orangtua juga sama sekali nggak nonton televisi. Buatku itu sensor yang cukup efektif, karena sampai sekarang aku cenderung memilih-milih tayangan televisi dan juga film.

Mungkin cara ini bisa diterapkan ke anakmu kelak. :D

Reply
avatar
06 Juni, 2016 22:43 delete

Iya miris banget sama orang tua yg nekat membawa anak2nya nonton bioskop yg tdk sesuai dg usia si anak.

Reply
avatar
20 Agustus, 2016 17:00 delete

Dengan Personal Loan , Anda dapat mulai mengubah rencana Anda menjadi kenyataan . Kami menawarkan pinjaman dari £ 1.000 sampai £ 20.000 untuk pelanggan baru dan yang sudah ada , jadi apakah Anda ingin mengusir dalam mobil baru , memperbaiki rumah Anda atau menyegarkan keuangan Anda Personal Loan kami bisa membantu , pada 4 % bunga rate.At curtgreenloan dasar itu mudah , aman dan 100% Dijamin . Hubungi kami hari ini untuk rincian lebih lanjut di ; Curtgreenloanfoundation@gmail.com

Reply
avatar

Add your comment EmoticonEmoticon